Al Baqarah Ayat 4
[سُورَةُ البَقَرَةِ (2) : آيَةٌ 4]
[Surat Al-Baqarah (2): Ayat 4] ---
وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ (4)
Dan (juga) orang-orang yang beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu, dan apa yang diturunkan sebelum engkau, serta terhadap akhirat mereka benar-benar meyakini. (4) ---قِيلَ هُمْ مُؤْمِنُو أَهْلِ الْكِتَابِ،
Dikatakan: Mereka adalah orang-orang beriman dari kalangan Ahli Kitab, ---فَإِنَّهُمْ جَمَعُوا بَيْنَ الْإِيمَانِ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ ﷺ وَمَا أَنْزَلَهُ عَلَىٰ مَنْ قَبْلَهُ،
karena mereka menghimpun antara keimanan kepada apa yang Allah turunkan kepada Muhammad ﷺ dan apa yang Dia turunkan kepada siapa yang sebelum beliau, ---وَفِيهِمْ نَزَلَتْ.
dan tentang merekalah ayat ini turun. ---وَقَدْ رَجَّحَ هٰذَا ابْنُ جَرِيرٍ،
Pendapat ini dikuatkan oleh Ibnu Jarīr, ---وَنَقَلَهُ السُّدِّيُّ فِي تَفْسِيرِهِ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ وَابْنِ مَسْعُودٍ وَأُنَاسٍ مِنَ الصَّحَابَةِ،
dan As-Suddī menukilkannya dalam tafsirnya dari Ibnu ‘Abbās, Ibnu Mas‘ūd, dan sejumlah sahabat. ---وَاسْتَشْهَدَ لَهُ ابْنُ جَرِيرٍ بِقَوْلِهِ تَعَالَىٰ:
Ibnu Jarīr menguatkan pendapat itu dengan firman Allah Ta‘ālā: ---وَإِنَّ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَمَنْ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ «1»
“Dan sesungguhnya di antara Ahli Kitab itu ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kalian dan apa yang diturunkan kepada mereka.” (1) ---وَبِقَوْلِهِ تَعَالَىٰ:
Dan dengan firman-Nya Ta‘ālā: ---الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِهِ هُمْ بِهِ يُؤْمِنُونَ، وَإِذَا يُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ قَالُوا آمَنَّا بِهِ إِنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّنَا إِنَّا كُنَّا مِنْ قَبْلِهِ مُسْلِمِينَ، أُولٰئِكَ يُؤْتَوْنَ أَجْرَهُمْ مَرَّتَيْنِ «2» الآيَةَ.
“Orang-orang yang telah Kami berikan kepada mereka Kitab sebelum Al-Qur’an, mereka beriman kepadanya. Dan apabila dibacakan kepada mereka (Al-Qur’an), mereka berkata: ‘Kami beriman kepadanya; sesungguhnya (Al-Qur’an) itu adalah kebenaran dari Rabb kami. Sesungguhnya kami sebelumnya adalah orang-orang yang berserah diri (Muslim).’ Mereka itu akan diberi pahala mereka dua kali lipat.” (2) dan seterusnya. ---وَالْآيَةُ الْأُولَىٰ نَزَلَتْ فِي مُؤْمِنِي الْعَرَبِ.
Sedangkan ayat yang pertama (yakni ayat dalam Al-Baqarah sebelumnya) turun berkenaan dengan orang-orang mukmin dari kalangan Arab. ---وَقِيلَ: الْآيَتَانِ جَمِيعًا فِي الْمُؤْمِنِينَ عَلَى الْعُمُومِ.
Ada juga yang berpendapat: Kedua ayat itu seluruhnya berkenaan dengan orang-orang mukmin secara umum. ---وَعَلَىٰ هٰذَا، فَهٰذِهِ الْجُمْلَةُ مَعْطُوفَةٌ عَلَى الْجُمْلَةِ الْأُولَىٰ صِفَةً لِلْمُتَّقِينَ بَعْدَ صِفَةٍ،
Menurut pendapat ini, kalimat (وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ…) di-‘athaf-kan kepada kalimat sebelumnya sebagai sifat bagi orang-orang bertakwa, satu sifat setelah sifat lainnya. ---وَيَجُوزُ أَنْ تَكُونَ مَرْفُوعَةً عَلَى الِاسْتِئْنَافِ،
Dan boleh juga ia dibaca marfū‘ atas dasar sebagai kalimat isti’naf (permulaan kalimat baru). ---وَيَجُوزُ أَنْ تَكُونَ مَعْطُوفَةً عَلَى الْمُتَّقِينَ،
Dan boleh juga di-‘athaf-kan kepada lafaz “الْمُتَّقِينَ”, ---فَيَكُونُ التَّقْدِيرُ: هُدًى لِلْمُتَّقِينَ، وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ.
sehingga takdirnya menjadi: “(Al-Qur’an ini) petunjuk bagi orang-orang bertakwa, dan (juga) orang-orang yang beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu.” ---وَالْمُرَادُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ: هُوَ الْقُرْآنُ،
Yang dimaksud dengan “apa yang diturunkan kepada Nabi ﷺ” adalah Al-Qur’an. ---وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِهِ: هُوَ الْكُتُبُ السَّالِفَةُ.
Dan “apa yang diturunkan sebelum beliau” adalah kitab-kitab terdahulu. ---وَالإِيقَانُ: إِيقَانُ الْعِلْمِ بِانْتِفَاءِ الشَّكِّ وَالشُّبْهَةِ عَنْهُ، قَالَهُ فِي «الْكَشَّافِ».
“Al-īqān” adalah keyakinan ilmu yang bersih dari keraguan dan syubhat terhadapnya; demikian dijelaskan dalam Al-Kasysyāf. ---وَالْمُرَادُ أَنَّهُمْ يُوقِنُونَ بِالْبَعْثِ وَالنُّشُورِ وَسَائِرِ أُمُورِ الْآخِرَةِ مِنْ دُونِ شَكٍّ.
Yang dimaksud adalah bahwa mereka benar-benar meyakini kebangkitan, pengumpulan (makhluk) dan seluruh urusan akhirat lainnya tanpa sedikit pun keraguan. ---وَالْآخِرَةُ: تَأْنِيثُ «الآخِرِ» الَّذِي هُوَ نَقِيضُ «الأَوَّلِ»،
“Al-ākhirah” adalah bentuk mu’annats (perempuan) dari “al-ākhir” yang merupakan lawan dari “al-awwal” (yang pertama), ---وَهِيَ صِفَةُ «الدَّارِ»، كَمَا فِي قَوْلِهِ تَعَالَىٰ:
dan ia adalah sifat bagi “ad-dār” (negeri), sebagaimana dalam firman-Nya Ta‘ālā: ---تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا «3»
“Itulah negeri akhirat, yang Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri di bumi dan tidak (pula) berbuat kerusakan.” (3) ---وَفِي تَقْدِيمِ الظَّرْفِ مَعَ بِنَاءِ الْفِعْلِ عَلَى الضَّمِيرِ الْمَذْكُورِ إِشْعَارٌ بِالْحَصْرِ،
Dan dengan didahulukannya zharaf (keterangan “بِالْآخِرَةِ”) beserta dibangunnya fi’il (يُوقِنُونَ) atas dhamir “هُمْ” yang disebutkan, terdapat isyarat adanya pembatasan (ḥaṣr), ---وَأَنَّ مَا عَدَا هٰذَا الْأَمْرَ الَّذِي هُوَ أَسَاسُ الْإِيمَانِ وَرَأْسُهُ، لَيْسَ بِمُسْتَأْهِلٍ لِلْإِيقَانِ بِهِ وَالْقَطْعِ بِوُقُوعِهِ.
dan bahwa selain perkara ini – yaitu (keyakinan terhadap akhirat) yang merupakan dasar dan puncak iman – tidaklah pantas untuk diyakini secara pasti dan dipastikan terjadinya. ---وَإِنَّمَا عُبِّرَ بِالْمَاضِي مَعَ أَنَّهُ لَمْ يَنْزِلْ إِذْ ذَاكَ إِلَّا الْبَعْضُ لَا الْكُلُّ،
Penggunaan bentuk fi’il māḍī (أُنْزِلَ) padahal ketika itu belum turun kecuali sebagian saja (dari Al-Qur’an), belum seluruhnya, ---تَغْلِيبًا لِلْمَوْجُودِ عَلَىٰ مَا لَمْ يُوجَدْ،
adalah dalam rangka mengunggulkan (menyebut) bagian yang sudah ada dibanding bagian yang belum ada, ---أَوْ تَنْبِيهًا عَلَىٰ تَحَقُّقِ الْوُقُوعِ كَأَنَّهُ بِمَنْزِلَةِ النَّازِلِ قَبْلَ نُزُولِهِ.
atau untuk memberi isyarat bahwa turunnya (Al-Qur’an secara keseluruhan) adalah sesuatu yang pasti, seakan-akan ia sudah berada pada derajat “telah turun” sebelum turunnya secara sempurna. ---وَقَدْ أَخْرَجَ ابْنُ إِسْحَاقَ وَابْنُ جَرِيرٍ وَابْنُ أَبِي حَاتِمٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ فِي قَوْلِهِ تَعَالَىٰ:
Ibnu Isḥāq, Ibnu Jarīr dan Ibnu Abī Ḥātim meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbās tentang firman-Nya Ta‘ālā: ---وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ،
“Dan (juga) orang-orang yang beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan apa yang diturunkan sebelum kamu”, ---أَيْ: يُصَدِّقُونَكَ بِمَا جِئْتَ بِهِ مِنَ اللَّهِ،
yakni: mereka membenarkanmu terhadap apa yang engkau bawa dari Allah, ---وَمَا جَاءَ بِهِ مِنْ قَبْلِكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ،
dan (membenarkan) apa yang telah dibawa oleh para rasul sebelum engkau, ---لَا يُفَرِّقُونَ بَيْنَهُمْ،
mereka tidak membeda-bedakan di antara para rasul itu, ---وَلَا يَجْحَدُونَ مَا جَاءُوهُمْ بِهِ مِنْ رَبِّهِمْ.
dan tidak mengingkari apa yang dibawa para rasul itu kepada mereka dari Rabb mereka. ---وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ، إِيمَانًا بِالْبَعْثِ وَالْقِيَامَةِ وَالْجَنَّةِ وَالنَّارِ وَالْحِسَابِ وَالْمِيزَانِ،
“Dan terhadap akhirat mereka yakin”, yakni beriman kepada kebangkitan, hari kiamat, surga, neraka, hisab (perhitungan amal), dan mīzān (timbangan amal). ---أَيْ: لَا هَؤُلَاءِ الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا كَانَ قَبْلَكَ، وَيَكْفُرُونَ بِمَا جَاءَ مِنْ رَبِّكَ.
Maksudnya: Bukan seperti orang-orang yang mengaku beriman kepada apa yang ada sebelum engkau, namun mereka kafir terhadap apa yang datang dari Rabb-mu (yakni Al-Qur’an). ---وَأَخْرَجَ عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ عَنْ قَتَادَةَ نَحْوَهُ.
‘Abd bin Ḥumayd meriwayatkan dari Qatādah penjelasan yang serupa dengan ini. ---وَالْحَقُّ أَنَّ هٰذِهِ الْآيَةَ فِي الْمُؤْمِنِينَ كَالَّتِي قَبْلَهَا،
Yang benar adalah bahwa ayat ini berkenaan dengan orang-orang mukmin sebagaimana ayat sebelumnya, ---وَلَيْسَ مُجَرَّدُ ذِكْرِ الْإِيمَانِ بِمَا أُنْزِلَ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ، وَمَا أُنْزِلَ إِلَىٰ مَنْ قَبْلَهُ، بِمُقْتَضٍ لِجَعْلِ ذَلِكَ وَصْفًا لِمُؤْمِنِي أَهْلِ الْكِتَابِ،
dan sekadar disebutkannya iman kepada apa yang diturunkan kepada Nabi ﷺ dan apa yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya tidak mengharuskan hal itu dijadikan sebagai sifat khusus bagi orang-orang beriman dari Ahli Kitab. ---وَلَمْ يَأْتِ مَا يُوجِبُ الْمُخَالَفَةَ لِهٰذَا،
Tidak ada dalil yang mengharuskan untuk menyelisihi (pendapat) ini, ---وَلَا فِي النَّظْمِ الْقُرْآنِيِّ مَا يَقْتَضِي ذَلِكَ.
dan tidak pula dalam susunan (redaksi) Al-Qur’an terdapat sesuatu yang menuntut pengkhususan demikian. ---وَقَدْ ثَبَتَ الثَّنَاءُ عَلَىٰ مَنْ جَمَعَ بَيْنَ الأَمْرَيْنِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ فِي غَيْرِ آيَةٍ.
Bahkan telah tetap pujian bagi orang-orang mukmin yang menggabungkan kedua perkara itu (beriman kepada Al-Qur’an dan kitab-kitab sebelumnya) dalam banyak ayat. ---فَمِنْ ذٰلِكَ قَوْلُهُ تَعَالَىٰ:
Di antaranya firman-Nya Ta‘ālā: ---يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ، وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ «4»
“Wahai orang-orang yang beriman, berimanlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan kepada kitab yang Dia turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Dia turunkan sebelumnya.” (4) ---وَكَقَوْلِهِ:
Dan seperti firman-Nya: ---وَقُولُوا آمَنَّا بِالَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَأُنْزِلَ إِلَيْكُمْ «5»
“Dan katakanlah: ‘Kami beriman kepada (kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada kalian.’” (5) ---وَقَوْلِهِ:
Dan firman-Nya: ---آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ، كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ،
“Rasul telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya dari Rabb-nya, demikian pula orang-orang yang beriman; semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya; ---لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ «1»
(mereka berkata:) ‘Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara rasul-rasul-Nya.’” (1) ---وَقَالَ: وَالَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ، وَلَمْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ «2».
Dan Dia berfirman: “Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, serta tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka.” (2) ---(1) آلُ عِمْرَانَ: 119.
(1) QS. Āli ‘Imrān: 119.(2) الْقَصَصُ: 52-54.
(2) QS. Al-Qaṣaṣ: 52–54.(3) الْقَصَصُ: 83.
(3) QS. Al-Qaṣaṣ: 83.(4) النِّسَاءُ: 136.
(4) QS. An-Nisā’: 136.(5) الْعَنْكَبُوتُ: 46.
(5) QS. Al-‘Ankabūt: 46.(1) الْبَقَرَةُ: 285.
(1) QS. Al-Baqarah: 285.(2) النِّسَاءُ: 152.
(2) QS. An-Nisā’: 152. ---فَتْحُ الْقَدِيرِ لِلشَّوْكَانِيِّ - جـ ١ (ص: ٤٤)
Fath al-Qadīr karya Asy-Syaukānī – Jilid 1 (hlm. 44).