Al Baqarah Ayat 116-118
[سُورَةُ البَقَرَةِ (2) : الآيَاتُ 116 إِلَى 118]
[Surat Al-Baqarah (2): Ayat 116 hingga 118]وَقَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَلْ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ كُلٌّ لَهُ قَانِتُونَ (116)
Dan mereka berkata: "Allah telah mengambil anak." Maha Suci Dia, bahkan milik-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Semua tunduk kepada-Nya (116).بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَإِذَا قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (117)
(Dialah) Pencipta langit dan bumi yang asli (tanpa contoh sebelumnya). Dan apabila Dia menetapkan suatu perkara, maka Dia hanya berkata kepadanya: "Jadilah!" maka jadilah ia (117).وَقَالَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ لَوْلَا يُكَلِّمُنَا اللَّهُ أَوْ تَأْتِينَا آيَةٌ كَذَلِكَ قَالَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِثْلَ قَوْلِهِمْ تَشَابَهَتْ قُلُوبُهُمْ قَدْ بَيَّنَّا الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ (118)
Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata: "Mengapa Allah tidak (langsung) berbicara kepada kami atau datang kepada kami suatu tanda (mukjizat)?" Demikian pula orang-orang sebelum mereka telah mengatakan seperti ucapan mereka itu. Hati mereka serupa. Sungguh telah Kami jelaskan ayat-ayat (tanda-tanda kebesaran Kami) kepada kaum yang meyakini (118).قَوْلُهُ: (وَقَالُوا) هُمُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى.
Firman-Nya: (وَقَالُوا/Dan mereka berkata), mereka adalah Yahudi dan Nasrani.وَقِيلَ الْيَهُودُ، أَيْ: قَالُوا- عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ.
Dikatakan pula: mereka adalah Yahudi, yakni: mereka berkata "Uzair adalah anak Allah".وَقِيلَ: النَّصَارَى، أَيْ: قَالُوا: الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ.
Dikatakan juga: mereka adalah Nasrani, yakni: mereka berkata "Al-Masih adalah anak Allah".وَقِيلَ: هُمْ كُفَّارُ الْعَرَبِ، أَيْ: قَالُوا: الْمَلَائِكَةُ بَنَاتُ اللَّهِ.
Dikatakan pula: mereka adalah orang-orang kafir Arab, yakni: mereka berkata "Malaikat adalah anak-anak perempuan Allah".وَقَوْلُهُ: (سُبْحَانَهُ) قَدْ تَقَدَّمَ تَفْسِيرُهُ، وَالْمُرَادُ هُنَا: تَبَرُّؤُ اللَّهِ تَعَالَى عَمَّا نَسَبُوهُ إِلَيْهِ مِنِ اتِّخَاذِ الْوَلَدِ.
Firman-Nya: (سُبْحَانَهُ/Maha Suci Dia), tafsirnya telah dijelaskan sebelumnya. Yang dimaksud di sini adalah: pernyataan Allah Ta'ala membersihkan diri dari apa yang mereka nisbatkan kepada-Nya berupa mengambil anak.وَقَوْلُهُ: (بَلْ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ) رَدٌّ عَلَى الْقَائِلِينَ بِأَنَّهُ اتَّخَذَ وَلَدًا.
Firman-Nya: (بَلْ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ/bahkan milik-Nya apa yang ada di langit dan bumi), adalah bantahan terhadap orang-orang yang mengatakan bahwa Dia mengambil anak.أَيْ: بَلْ هُوَ مَالِكٌ لِمَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَهَؤُلَاءِ الْقَائِلُونَ دَاخِلُونَ تَحْتَ مُلْكِهِ.
Maksudnya: Bahkan Dia adalah Pemilik segala yang ada di langit dan bumi, dan orang-orang yang mengucapkan klaim tersebut termasuk dalam kepemilikan-Nya.وَالْوَلَدُ مِنْ جِنْسِهِمْ لَا مِنْ جِنْسِهِ، وَلَا يَكُونُ الْوَلَدُ إِلَّا مِنْ جِنْسِ الْوَالِدِ.
Sedangkan anak adalah dari jenis mereka (makhluk), bukan dari jenis-Nya (Allah). Dan anak tidak akan ada kecuali dari jenis orang tua.وَالْقَانِتُ: الْمُطِيعُ الْخَاضِعُ، أَيْ: كُلُّ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ مُطِيعُونَ لَهُ، خَاضِعُونَ لِعَظَمَتِهِ، خَاشِعُونَ لِجَلَالِهِ.
*Al-Qanit* maknanya: yang taat dan tunduk. Maksudnya: semua yang ada di langit dan bumi taat kepada-Nya, tunduk kepada keagungan-Nya, dan khusyuk kepada kebesaran-Nya.وَالْقُنُوتُ فِي أَصْلِ اللُّغَةِ أَصْلُهُ: الْقِيَامُ.
*Al-Qunut* dalam asal bahasa maknanya adalah: berdiri.قَالَ الزَّجَّاجُ: فَالْخَلْقُ قَانِتُونَ، أَيْ: قَائِمُونَ بِالْعُبُودِيَّةِ، إِمَّا إِقْرَارًا وَإِمَّا أَنْ يَكُونُوا عَلَى خِلَافِ ذَلِكَ، فَأَثَرُ الصَّنْعَةِ بَيِّنٌ عَلَيْهِمْ.
Az-Zajjaj berkata: Semua makhluk adalah *qanitun* (tunduk), yakni: berdiri dalam penghambaan, baik dengan pengakuan (secara sukarela) maupun sebaliknya (secara terpaksa), karena bekas penciptaan jelas tampak pada mereka.وَقِيلَ: أَصْلُهُ الطَّاعَةُ، وَمِنْهُ (وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ)1.
Dikatakan pula: Asalnya adalah ketaatan, dan di antaranya firman Allah: (وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ/dan laki-laki yang taat serta perempuan yang taat)1.وَقِيلَ: السُّكُونُ، وَمِنْهُ قَوْلُهُ: (وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ)2.
Dikatakan juga: Maknanya adalah diam, dan di antaranya firman Allah: (وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ/dan berdirilah untuk Allah dengan khusyuk)2.وَلِهَذَا قَالَ زَيْدُ بْنُ أَرْقَمَ: كُنَّا نَتَكَلَّمُ فِي الصَّلَاةِ حَتَّى نَزَلَتْ (وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ) فَأُمِرْنَا بِالسُّكُوتِ، وَنُهِينَا عَنِ الْكَلَامِ.
Oleh karena itu, Zaid bin Arqam berkata: "Dahulu kami berbicara di dalam shalat hingga turun ayat (وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ), maka kami diperintahkan untuk diam dan dilarang berbicara."وَقِيلَ الْقُنُوتُ: الصَّلَاةُ، وَمِنْهُ قَوْلُ الشَّاعِرِ:
Dikatakan juga: *Al-Qunut* bermakna shalat, dan di antaranya perkataan penyair:قَانِتًا لِلَّهِ يَتْلُو كُتُبَهُ … وَعَلَى عَمْدٍ مِنَ النَّاسِ اعْتَزَلَ
"Taat kepada Allah, membaca kitab-kitab-Nya … Dan dengan sengaja menyendiri dari manusia."وَالْأَوْلَى: أَنَّ الْقُنُوتَ لَفْظٌ مُشْتَرَكٌ بَيْنَ مَعَانٍ كَثِيرَةٍ قِيلَ هِيَ ثَلَاثَةَ عَشَرَ مَعْنًى، وَهِيَ مُبَيَّنَةٌ.
Yang lebih tepat adalah: *Al-Qunut* merupakan lafaz musytarak (memiliki banyak makna), dikatakan ada tiga belas makna, dan semuanya telah dijelaskan.وَقَدْ نَظَمَهَا بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ، كَمَا أَوْضَحْتُ ذَلِكَ فِي شَرْحِي عَلَى الْمُنْتَقَى.
Dan sebagian ulama telah menyusunnya dalam bentuk nazam (syair), sebagaimana telah saya jelaskan dalam syarah (penjelasan) saya terhadap kitab Al-Muntaqa.وَبَدِيعُ: فَعِيلٌ لِلْمُبَالَغَةِ، وَهُوَ خَبَرُ مُبْتَدَأٍ مَحْذُوفٍ، أَيْ: هُوَ بَدِيعُ سَمَاوَاتِهِ وَأَرْضِهِ.
Kata *Badi'* adalah bentuk *fa'il* untuk mubalaghah (intensifikasi), dan ia adalah khabar dari mubtada yang dibuang, yakni: Dia adalah Pencipta langit dan bumi-Nya yang asli.أَبْدَعَ الشَّيْءَ: أَنْشَأَهُ لَا عَنْ مِثَالٍ، وَكُلُّ مَنْ أَنْشَأَ مَا لَمْ يُسْبَقْ إِلَيْهِ قِيلَ لَهُ: مُبْدِعٌ.
*Abda'a asy-syai'a* artinya: menciptakan sesuatu tanpa contoh sebelumnya. Setiap orang yang membuat sesuatu yang belum pernah dibuat sebelumnya disebut *mubdi'* (pencipta asli).وَقَوْلُهُ: (وَإِذَا قَضَى أَمْرًا) أَيْ: أَحْكَمَهُ وَأَتْقَنَهُ.
Firman-Nya: (وَإِذَا قَضَى أَمْرًا/Dan apabila Dia menetapkan suatu perkara), yakni: Dia memantapkan dan menyempurnakannya.قَالَ الْأَزْهَرِيُّ: قَضَى فِي اللُّغَةِ عَلَى وُجُوهٍ مَرْجِعُهَا إِلَى انْقِطَاعِ الشَّيْءِ وَتَمَامِهِ.
Al-Azhari berkata: Kata *Qadha* dalam bahasa memiliki beberapa makna yang semuanya kembali kepada selesainya sesuatu dan kesempurnaannya.قِيلَ: هُوَ مُشْتَرِكٌ بَيْنَ مَعَانٍ، يُقَالُ: قَضَى، بِمَعْنَى: خَلَقَ، وَمِنْهُ: (فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ)3.
Dikatakan: Ia adalah lafaz musytarak (memiliki beberapa makna). Dikatakan *Qadha* bermakna: menciptakan, dan contohnya firman Allah: (فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ/maka Dia menjadikannya tujuh langit)3.وَبِمَعْنَى أَعْلَمَ، وَمِنْهُ: (وَقَضَيْنَا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ)4.
Bermakna memberitahukan, contohnya: (وَقَضَيْنَا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ/Dan telah Kami tetapkan kepada Bani Israil dalam Kitab)4.وَبِمَعْنَى: أَمَرَ، وَمِنْهُ: (وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ)5.
Bermakna memerintahkan, contohnya: (وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ/Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia)5.وَبِمَعْنَى: أَلْزَمَ، وَمِنْهُ: قَضَى عَلَيْهِ الْقَاضِي.
Bermakna mewajibkan, contohnya: *Qadha 'alaihi al-Qadhi* (hakim memutuskan atas seseorang).وَبِمَعْنَى: أَوْفَاهُ، وَمِنْهُ (فَلَمَّا قَضَى مُوسَى الْأَجَلَ)6.
Bermakna menunaikan, contohnya: (فَلَمَّا قَضَى مُوسَى الْأَجَلَ/Maka ketika Musa telah menyelesaikan masa itu)6.وَبِمَعْنَى: أَرَادَ، وَمِنْهُ (فَإِذَا قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ)7.
Bermakna menghendaki, contohnya: (فَإِذَا قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ/Maka apabila Dia menghendaki suatu perkara, Dia hanya berkata kepadanya "Jadilah" maka jadilah ia)7.وَالْأَمْرُ: وَاحِدُ الْأُمُورِ. وَقَدْ وَرَدَ فِي الْقُرْآنِ عَلَى أَرْبَعَةَ عَشَرَ مَعْنًى:
Kata *Al-Amr* adalah bentuk tunggal dari *Al-Umur* (perkara-perkara). Ia disebutkan dalam Al-Qur'an dengan empat belas makna:الْأَوَّلُ: الدِّينُ، وَمِنْهُ: (حَتَّى جَاءَ الْحَقُّ وَظَهَرَ أَمْرُ اللَّهِ)8.
Pertama: Agama, contohnya: (حَتَّى جَاءَ الْحَقُّ وَظَهَرَ أَمْرُ اللَّهِ/Hingga datang kebenaran dan tampak agama Allah)8.الثَّانِي: بِمَعْنَى الْقَوْلِ، وَمِنْهُ: (فَإِذَا جَاءَ أَمْرُنَا)9.
Kedua: Bermakna perkataan, contohnya: (فَإِذَا جَاءَ أَمْرُنَا/Maka apabila datang perintah Kami)9.الثَّالِثُ: الْعَذَابُ، وَمِنْهُ: (لَمَّا قُضِيَ الْأَمْرُ)10.
Ketiga: Azab, contohnya: (لَمَّا قُضِيَ الْأَمْرُ/Ketika perkara telah diputuskan)10.الرَّابِعُ: عِيسَى، وَمِنْهُ: (فَإِذَا قَضَى أَمْرًا)11 أَيْ: أَوْجَدَ عِيسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ.
Keempat: Isa, contohnya: (فَإِذَا قَضَى أَمْرًا)11, yakni: mewujudkan Isa 'alaihis salam.الْخَامِسُ: الْقَتْلُ، وَمِنْهُ: (فَإِذَا جَاءَ أَمْرُ اللَّهِ)12.
Kelima: Pembunuhan, contohnya: (فَإِذَا جَاءَ أَمْرُ اللَّهِ/Maka apabila datang keputusan Allah)12.السَّادِسُ: فَتْحُ مَكَّةَ، وَمِنْهُ: (فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ)13.
Keenam: Pembebasan Mekah, contohnya: (فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ/Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya)13.السَّابِعُ: قَتْلُ بَنِي قُرَيْظَةَ وَإِجْلَاءُ بَنِي النَّضِيرِ، وَمِنْهُ: (فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ)14.
Ketujuh: Pembunuhan Bani Quraizhah dan pengusiran Bani Nadhir, contohnya: (فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ/Maka maafkanlah dan biarkanlah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya)14.الثَّامِنُ: الْقِيَامَةُ، وَمِنْهُ: (أَتَى أَمْرُ اللَّهِ)15.
Kedelapan: Hari Kiamat, contohnya: (أَتَى أَمْرُ اللَّهِ/Telah datang ketetapan Allah)15.وَالتَّاسِعُ: الْقَضَاءُ، وَمِنْهُ: (يُدَبِّرُ الْأَمْرَ)16.
Kesembilan: Takdir/ketetapan, contohnya: (يُدَبِّرُ الْأَمْرَ/Dia mengatur urusan)16.الْعَاشِرُ: الْوَحْيُ، وَمِنْهُ: (يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ)17.
Kesepuluh: Wahyu, contohnya: (يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ/Perintah turun di antaranya)17.الْحَادِي عَشَرَ: أَمْرُ الْخَلَائِقِ، وَمِنْهُ: (أَلَا إِلَى اللَّهِ تَصِيرُ الْأُمُورُ)18.
Kesebelas: Urusan makhluk, contohnya: (أَلَا إِلَى اللَّهِ تَصِيرُ الْأُمُورُ/Ketahuilah, kepada Allah-lah semua urusan kembali)18.الثَّانِي عَشَرَ: النَّصْرُ، وَمِنْهُ: (هَلْ لَنَا مِنَ الْأَمْرِ مِنْ شَيْءٍ)19.
Kedua belas: Pertolongan, contohnya: (هَلْ لَنَا مِنَ الْأَمْرِ مِنْ شَيْءٍ/Apakah ada bagi kami sesuatu dari urusan ini)19.الثَّالِثَ عَشَرَ: الذَّنْبُ، وَمِنْهُ: (فَذَاقَتْ وَبَالَ أَمْرِهَا)20.
Ketiga belas: Dosa, contohnya: (فَذَاقَتْ وَبَالَ أَمْرِهَا/Maka ia merasakan akibat buruk dari perbuatannya)20.الرَّابِعَ عَشَرَ: الشَّأْنُ، وَمِنْهُ: (وَمَا أَمْرُ فِرْعَوْنَ بِرَشِيدٍ)21.
Keempat belas: Keadaan/urusan, contohnya: (وَمَا أَمْرُ فِرْعَوْنَ بِرَشِيدٍ/Dan tidaklah urusan Firaun itu mengandung petunjuk)21.هَكَذَا أَوْرَدَ هَذِهِ الْمَعَانِيَ بِأَطْوَلَ مِنْ هَذَا بَعْضُ الْمُفَسِّرِينَ، وَلَيْسَ تَحْتَ ذَلِكَ كَثِيرُ فَائِدَةٍ، وَإِطْلَاقُهُ عَلَى الْأُمُورِ الْمُخْتَلِفَةِ لِصِدْقِ اسْمِ الْأَمْرِ عَلَيْهَا.
Demikianlah sebagian mufassirin menyebutkan makna-makna ini dengan lebih panjang lebar, padahal tidak banyak faidah di balik itu. Penyebutan kata *al-amr* pada berbagai konteks adalah karena kata tersebut memang tepat digunakan untuk semuanya.وَقَوْلُهُ: (فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ) الظَّاهِرُ فِي هَذَا: الْمَعْنَى الْحَقِيقِيُّ، وَأَنَّهُ يَقُولُ سُبْحَانَهُ هَذَا اللَّفْظَ، وَلَيْسَ فِي ذَلِكَ مَانِعٌ وَلَا جَاءَ مَا يُوجِبُ تَأْوِيلَهُ.
Firman-Nya: (فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ/Maka Dia hanya berkata kepadanya "Jadilah" maka jadilah ia), zhahir (makna lahiriah) dari ayat ini adalah makna hakiki, yakni bahwa Allah Subhanahu benar-benar mengucapkan lafaz ini. Tidak ada hal yang menghalangi (pemahaman ini) dan tidak ada dalil yang mewajibkan untuk mentakwilkannya.وَمِنْهُ قَوْلُهُ تَعَالَى: (إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ: كُنْ فَيَكُونُ)22.
Di antaranya juga firman Allah Ta'ala: (إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ: كُنْ فَيَكُونُ/Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka jadilah ia)22.وَقَالَ تَعَالَى: (إِنَّمَا قَوْلُنَا لِشَيْءٍ إِذَا أَرَدْنَاهُ أَنْ نَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ)23.
Dan Allah Ta'ala berfirman: (إِنَّمَا قَوْلُنَا لِشَيْءٍ إِذَا أَرَدْنَاهُ أَنْ نَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ/Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya berkata kepadanya: "Jadilah!" maka jadilah ia)23.وَقَالَ: (وَمَا أَمْرُنَا إِلَّا وَاحِدَةٌ كَلَمْحٍ بِالْبَصَرِ)24.
Dan Allah berfirman: (وَمَا أَمْرُنَا إِلَّا وَاحِدَةٌ كَلَمْحٍ بِالْبَصَرِ/Dan tidaklah perintah Kami melainkan satu kali seperti sekejap mata)24.وَمِنْهُ قَوْلُ الشَّاعِرِ:
Di antaranya juga perkataan penyair:إِذَا مَا أَرَادَ اللَّهُ أَمْرًا فَإِنَّمَا … يَقُولُ لَهُ كُنْ قَوْلُهُ فَيَكُونُ
"Apabila Allah menghendaki sesuatu, maka Dia hanya … Berkata kepadanya 'Jadilah' dengan firman-Nya, maka jadilah ia."وَقَدْ قِيلَ: إِنَّ ذَلِكَ مَجَازٌ، وَأَنَّهُ لَا قَوْلَ وَإِنَّمَا هُوَ قَضَاءٌ يَقْضِيهِ، فَعَبَّرَ عَنْهُ بِالْقَوْلِ.
Ada yang berpendapat bahwa hal itu adalah majaz (kiasan), bahwa tidak ada ucapan yang sebenarnya, melainkan ia adalah ketetapan yang Allah tetapkan, lalu diungkapkan dengan kata "berkata".وَمِنْهُ قَوْلُ الشَّاعِرِ، وَهُوَ عَمْرُو بْنُ حُمَمَةَ الدُّوسِيُّ:
Di antaranya perkataan penyair, yaitu Amr bin Humamah Ad-Dausi:فَأَصْبَحْتُ مِثْلَ النَّسْرِ طَارَتْ فِرَاخُهُ … إِذَا رَامَ تَطْيَارًا يُقَالُ لَهُ قَعِ
"Maka jadilah aku seperti burung nasar yang anak-anaknya telah terbang … Apabila ia hendak terbang, dikatakan kepadanya: 'Duduklah!'"وَقَالَ آخَرُ:
Dan penyair lain berkata:قَالَتْ جَنَاحَاهُ لِسَاقَيْهِ الْحَقَا … وَنَجِّيَا لَحْمَكُمَا أَنْ يُمَزَّقَا
"Kedua sayapnya berkata kepada kedua kakinya: 'Menyusullah! … Dan selamatkanlah daging kalian berdua agar tidak tercabik-cabik.'"وَالْمُرَادُ بِقَوْلِهِ: (وَقَالَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ) الْيَهُودُ، وَقِيلَ: النَّصَارَى، وَرَجَّحَهُ ابْنُ جَرِيرٍ، لِأَنَّهُمُ الْمَذْكُورُونَ فِي الْآيَةِ.
Yang dimaksud dengan firman-Nya: (وَقَالَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ/Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata) adalah Yahudi. Dikatakan pula: Nasrani, dan inilah yang diunggulkan oleh Ibnu Jarir, karena merekalah yang disebutkan dalam ayat tersebut.وَقِيلَ: مُشْرِكُو الْعَرَبِ.
Dikatakan pula: Mereka adalah orang-orang musyrik Arab.وَلَوْلَا حَرْفُ تَحْضِيضٍ، أَيْ: هَلَّا يُكَلِّمُنَا اللَّهُ بِنُبُوَّةِ مُحَمَّدٍ فَنَعْلَمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ أَوْ تَأْتِينَا بِذَلِكَ عَلَامَةٌ عَلَى نُبُوَّتِهِ.
Kata *Lawla* adalah huruf *tahdhidh* (dorongan), maknanya: Mengapa Allah tidak langsung berbicara kepada kami tentang kenabian Muhammad sehingga kami tahu bahwa ia adalah nabi, atau datang kepada kami suatu tanda atas kenabiannya.وَالْمُرَادُ بِقَوْلِهِ: (قَالَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ) قِيلَ: هُمُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فِي قَوْلِ مَنْ جَعَلَ (الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ): كُفَّارَ الْعَرَبِ.
Yang dimaksud dengan firman-Nya: (قَالَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ/orang-orang sebelum mereka berkata), dikatakan: Mereka adalah Yahudi dan Nasrani menurut pendapat yang menjadikan *alladhina la ya'lamun* (orang-orang yang tidak mengetahui) adalah kafir Arab.أَوِ الْأُمَمُ السَّالِفَةُ، فِي قَوْلِ مَنْ جَعَلَ: (الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ): الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى.
Atau umat-umat terdahulu, menurut pendapat yang menjadikan *alladhina la ya'lamun* adalah Yahudi dan Nasrani.أَوِ الْيَهُودُ، فِي قَوْلِ مَنْ جَعَلَ: (الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ): النَّصَارَى.
Atau Yahudi, menurut pendapat yang menjadikan *alladhina la ya'lamun* adalah Nasrani.تَشَابَهَتْ أَيْ فِي التَّعَنُّتِ وَالِاقْتِرَاحِ.
*Tasyabahat* (serupa), yakni: dalam hal keras kepala dan mengajukan permintaan yang mengada-ada.وَقَالَ الْفَرَّاءُ: تَشَابَهَتْ فِي اتِّفَاقِهِمْ عَلَى الْكُفْرِ.
Al-Farra' berkata: *Tasyabahat* bermakna serupa dalam kesepakatan mereka dalam kekufuran.(قَدْ بَيَّنَّا الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ) أَيْ: يَعْتَرِفُونَ بِالْحَقِّ، وَيُنْصِفُونَ فِي الْقَوْلِ، وَيُذْعِنُونَ لِأَوَامِرِ اللَّهِ سُبْحَانَهُ، لِكَوْنِهِمْ مُصَدِّقِينَ لَهُ سُبْحَانَهُ، مُؤْمِنِينَ بِآيَاتِهِ، مُتَّبِعِينَ لِمَا شَرَعَهُ لَهُمْ.
(قَدْ بَيَّنَّا الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ/Sungguh telah Kami jelaskan ayat-ayat kepada kaum yang meyakini), yakni: mereka yang mengakui kebenaran, berlaku adil dalam perkataan, dan tunduk kepada perintah-perintah Allah Subhanahu, karena mereka membenarkan Allah Subhanahu, beriman kepada ayat-ayat-Nya, dan mengikuti apa yang Dia syariatkan bagi mereka.وَقَدْ أَخْرَجَ الْبُخَارِيُّ مِنْ حَدِيثِ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: كَذَّبَنِي ابْنُ آدَمَ وَشَتَمَنِي، فَأَمَّا تَكْذِيبُهُ إِيَّايَ: فَيَزْعُمُ: أَنِّي لَا أَقْدِرُ أَنْ أُعِيدَهُ كَمَا كَانَ، وَأَمَّا شَتْمُهُ إِيَّايَ: فَقَوْلُهُ: لِي وَلَدٌ، فَسُبْحَانِي أَنْ أَتَّخِذَ صَاحِبَةً أَوْ وَلَدًا».
Al-Bukhari telah meriwayatkan dari hadits Ibnu Abbas dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Allah Ta'ala berfirman: 'Anak Adam telah mendustakan-Ku dan mencela-Ku. Adapun pendustaannya terhadap-Ku adalah dengan mengklaim bahwa Aku tidak mampu mengembalikannya seperti semula. Adapun celaannya terhadap-Ku adalah dengan perkataannya: Aku mempunyai anak. Maha Suci Aku dari mengambil istri atau anak.'"وَأَخْرَجَ نَحْوَهُ أَيْضًا مِنْ حَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَفِي الْبَابِ أَحَادِيثُ.
Beliau juga meriwayatkan hadits serupa dari hadits Abu Hurairah, dan masih ada hadits-hadits lain dalam bab ini.وَأَخْرَجَ عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ، وَابْنُ أَبِي حَاتِمٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ فِي قَوْلِهِ: (سُبْحَانَ اللَّهِ) قَالَ: تَنْزِيهُ اللَّهِ نَفْسَهُ عَنِ السُّوءِ.
Abd bin Humaid dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas mengenai firman Allah: (سُبْحَانَ اللَّهِ), ia berkata: "Penyucian Allah terhadap diri-Nya dari keburukan."وَأَخْرَجَ عَبْدُ الرَّزَّاقِ، وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ، وَابْنُ جَرِيرٍ، وَابْنُ الْمُنْذِرِ، وَالْبَيْهَقِيُّ فِي الْأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ، عَنْ مُوسَى بْنِ طَلْحَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ سُئِلَ عَنِ التَّسْبِيحِ، أَنْ يَقُولَ الْإِنْسَانُ: سُبْحَانَ اللَّهِ، قَالَ: بَرَاءَةُ اللَّهِ مِنَ السُّوءِ.
Abdurrazzaq, Abd bin Humaid, Ibnu Jarir, Ibnu Al-Mundzir, dan Al-Baihaqi dalam kitab Al-Asma' was-Shifat meriwayatkan dari Musa bin Thalhah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa beliau ditanya tentang tasbih, yakni ucapan seseorang "Subhanallah". Beliau bersabda: "Pembersihan Allah dari keburukan."وَأَخْرَجَهُ الْحَاكِمُ وَصَحَّحَهُ، وَابْنُ مَرْدَوَيْهِ، وَالْبَيْهَقِيُّ مِنْ طَرِيقِ طَلْحَةَ بْنِ يَحْيَى بْنِ طَلْحَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ طَلْحَةَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ تَفْسِيرِ سُبْحَانَ اللَّهِ، فَقَالَ: هُوَ تَنْزِيهُ اللَّهِ مِنْ كُلِّ سُوءٍ.
Al-Hakim meriwayatkannya dan mensahihkannya, juga Ibnu Mardawaih dan Al-Baihaqi melalui jalur Thalhah bin Yahya bin Thalhah dari ayahnya dari kakeknya Thalhah bin Abdullah, ia berkata: "Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang tafsir 'Subhanallah', maka beliau bersabda: 'Ia adalah penyucian Allah dari segala keburukan.'"وَأَخْرَجَهُ ابْنُ مَرْدَوَيْهِ عَنْهُ مِنْ طَرِيقٍ أُخْرَى مَرْفُوعًا.
Ibnu Mardawaih juga meriwayatkannya darinya melalui jalur lain secara marfu'.وَأَخْرَجَ أَحْمَدُ، وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ، وَأَبُو يَعْلَى، وَابْنُ جَرِيرٍ، وَابْنُ الْمُنْذِرِ، وَابْنُ أَبِي حَاتِمٍ، وَابْنُ حِبَّانَ، وَالطَّبَرَانِيُّ فِي الْأَوْسَطِ، وَأَبُو نُعَيْمٍ فِي الْحِلْيَةِ، وَالضِّيَاءُ فِي الْمُخْتَارَةِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «كُلُّ حَرْفٍ فِي الْقُرْآنِ يُذْكَرُ فِيهِ الْقُنُوتُ فَهُوَ الطَّاعَةُ».
Ahmad, Abd bin Humaid, Abu Ya'la, Ibnu Jarir, Ibnu Al-Mundzir, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Hibban, Ath-Thabrani dalam Al-Ausath, Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah, dan Adh-Dhiya' dalam Al-Mukhtarah meriwayatkan dari Abu Sa'id dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Setiap huruf (kata) dalam Al-Qur'an yang disebutkan di dalamnya al-qunut, maka maknanya adalah ketaatan."وَأَخْرَجَ ابْنُ جَرِيرٍ، وَابْنُ الْمُنْذِرِ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ فِي قَوْلِهِ: (كُلٌّ لَهُ قَانِتُونَ) قَالَ: مُطِيعُونَ.
Ibnu Jarir dan Ibnu Al-Mundzir meriwayatkan dari Ibnu Abbas mengenai firman-Nya: (كُلٌّ لَهُ قَانِتُونَ), ia berkata: "Tunduk dan taat."وَأَخْرَجَ ابْنُ جَرِيرٍ، وَابْنُ أَبِي حَاتِمٍ عَنْ أَبِي الْعَالِيَةِ فِي قَوْلِهِ: (بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ) يَقُولُ: ابْتَدَعَ خَلْقَهُمَا وَلَمْ يُشْرِكْهُ فِي خَلْقِهِمَا أَحَدٌ.
Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Abul 'Aliyah mengenai firman-Nya: (بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ), ia berkata: "Dia menciptakan keduanya secara asli (tanpa contoh sebelumnya) dan tidak ada seorang pun yang menyekutui-Nya dalam penciptaan keduanya."وَأَخْرَجَ ابْنُ إِسْحَاقَ، وَابْنُ جَرِيرٍ، وَابْنُ أَبِي حَاتِمٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَافِعُ بْنُ حُرَيْمِلَةَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا مُحَمَّدُ! إِنْ كُنْتَ رَسُولًا مِنَ اللَّهِ كَمَا تَقُولُ فَقُلْ لِلَّهِ: فَلْيُكَلِّمْنَا حَتَّى نَسْمَعَ كَلَامَهُ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ فِي ذَلِكَ: (وَقَالَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ).
Ibnu Ishaq, Ibnu Jarir, dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata: Rafi' bin Huraimilah berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Wahai Muhammad! Jika engkau benar-benar utusan dari Allah sebagaimana yang engkau katakan, maka katakanlah kepada Allah agar berbicara kepada kami sehingga kami mendengar perkataan-Nya." Maka Allah menurunkan ayat mengenai hal itu: (وَقَالَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ).وَأَخْرَجَ عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ، وَابْنُ جَرِيرٍ عَنْ قَتَادَةَ، أَنَّهُمْ كُفَّارُ الْعَرَبِ.
Abd bin Humaid dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari Qatadah, bahwa mereka adalah orang-orang kafir Arab.وَأَخْرَجَ عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ، وَابْنُ جَرِيرٍ عَنْ مُجَاهِدٍ قَالَ: هُمُ النَّصَارَى وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ يَهُودُ.
Abd bin Humaid dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari Mujahid, ia berkata: "Mereka adalah orang-orang Nasrani, sedangkan 'orang-orang sebelum mereka' adalah Yahudi."2. Al-Baqarah: 238.
3. Fushshilat: 12.
4. Al-Isra': 4.
5. Al-Isra': 23.
6. Al-Qashash: 29.
7. Ghafir: 68.
8. At-Taubah: 48.
9. Al-Mu'minun: 27.
10. Ibrahim: 22.
11. Ghafir: 68.
12. Ghafir: 78.
13. At-Taubah: 24.
14. Al-Baqarah: 109.
15. An-Nahl: 1.
16. Yunus: 3 dan 31.
17. Ath-Thalaq: 12.
18. Asy-Syura: 53.
19. Ali 'Imran: 154.
20. Ath-Thalaq: 9.
21. Hud: 97.
22. Yasin: 82.
23. An-Nahl: 40.
24. Al-Qamar: 50.